Blogger Widgets Nisa Amalia: 2009

18.9.09

Belum ada ending

Dalam hitungan detik tibatiba saja katakata itu diam,membiarkan nafas mendinginkan aliran darah sejenak.
menyilakanku berfikir tentang apa yg terjadi setelahnya,

13.8.09

Angin

bagamatan kada basuara,lalulalang kahulukahilir matan baisukan sampai tapamalam kada baampihan.

1.4.09

Tentang Kata,Sajak Pada Hujan

dan sajak mula melilit pada tubuh malam yang basah ketika aku tertidur dalam kata yang memadam dalam ruang imajinasiku,
dia larutkan semua pendeskripsian tentang kau dan waktu tentang hidup dan pengecualian,mirip permainan catur.memutarmutar kata mencari letak dalam ketepatan yang sukar dilogikakan.
dan kata mungkin tak habis sampai akhir pada sajak yang bergumul dalam setetes air hujan.

kal_teng,020409

23.3.09

Lebam,ditanganku

tibanya aku turun,melangkah mengintai lewat nako kaca jendela,tersedak menahan semacam ngilu di otot pergelangan tanganku yang lebam,

Macam teka-teki gambar

sayu,hitam,putih,macam lahir dari aku yang lain gambaran serupa aku yg berbeda.

13.1.09

Puisi CHEZTER 517 Menjaga Hati,

Aku takkan menangisi cinta yang telah berlalupun
takkan kuratapi kesepian hati yang tak bertepi
sendiri bukanlah akhir sebagaimana mencintaimu,hanyalah awal
takkan juga aku menyalahkan rasa jika esok masih ada
takkan pula aku bertanya pada-Nya
tentang makna dibalik pertemuan dan perpisahan karena aku hidup tak hanya untuk cinta. . .

2018

Menunggangi sebuah sepeda kau datang menjemputku
menjanjikan tiga kebahagiaan cinta,cinta,cinta. . .
Memutari pinggiran jalan setapak yang baru saja kita kenal,
kau dan aku tinggal dalam satu lingkar harmonis,menciptakan segala harap yg dulu hanya sebatas dialog fantasi pengantar tidur kita pada sepertiga malam. . .

kalteng,2009

12.1.09

Cara lain

Melayangkan satu pesan lewat suara-suara malam,dinding waktu,bulan,bintang,langit,pasir,ombak,laut,angin,kertas dan pena agar sampai dan memaksamu untuk membaca bahwa aku telah beku.

Risalah untuk kanda

Dalam malam yang semakin erat mendekapku terselubung sebuah risalah yang kuselipkan di bantaran sungai barito,
kanda. . . Aku telah redup oleh gurat-gurat luka masalalu dan api telah membakar pula mematahkan nyalaku,
jika kau kanda,mampu membaca semua arti dari tangis yang hampir padam serta aku yang mengantara maka putuskanlah. . .

11.1.09

Padamu

ku bawa sepi ini kedalam matamu
agar dapat kau lihat bahwa ia telah menjadi anak panah yg merobek sukmaku

kalteng ,2009

Wayah hati dandaman

ulun baduduk dibawah puhun nyiur
mambawa sacarik kartas nang rabit dibuncu
baisian tulisan nang kaluar matan hati wayah dandaman

bakawan angin samilir awan daur umbak manampur di pinggir pantai
ulun mangisahakan magun karindangan

kalteng,2009

Aku dibawah nol

kini aku semakin matang untuk bisa membaca hidup dalam arti,menata diri seperti cangkir-cangkir yang terus memuat kesabaran yang kian menghimpit.
Kadang merangkak,terjatuh,lalu bangun kembali,
merekatkan diri pada dosa yang sering tak dimengerti oleh hati dan nurani
hingga harus terlempar jauh pada sunyi dan sesal,
masih perlukah kesabaran itu,untukku yang tengah ada dibawah nol. . .

Semanggang,2008

Tikar bambu

Meliuk-liuk seperti ular tubuhmu itu
menjadi kotakkotak kecil yang berbaris rapi oleh penciptamu.

Kalteng,2009

Pending message

Bersama nuri yang terbang di alun-alun
kutitipkan sepucuk cinta yang sempat tertunda,