Blogger Widgets Nisa Amalia: 2008

23.12.08

Manyunggi Sangkal

batajak asa karindangan
di sasala daun karing

kada talihat nang mana sirip
amun gugur, ramuk rapai
kadada bakas
bagamatan bajalan di titian lanting jabuk
marawa pian nang kada hiran
matan samalaman

22.12.08

Umpat Balarut

matan samalaman
asa handak umpat kahulu singgah
kalanting anggih

urang banaung wayah hujan balarut
baramian lawan kakawanan
kada marasa kasunyian
kahandak hati kadada lagi bakas sagan
dihanyuti

Si Langkar Baduri

sapanjangan tiba kautara
hibak lawan si langkar baduri haja

siapa lain kada si kambang mawar
ngarannya

Baparak tacucuk, bajauh asa handak bamarah
Habang atawa putih kada jauh
saling haruman
ibarat putri raja ngalih dipinang
Kumbang kada sambarang kawa bamuara

salah-salah dapat kada tacucuk dia

2008

pesan pagi buat kekasih

pandangi jendela kaca tanpa tirai
di sudut kamar itu

kau akan dapati aku di sana
menunggumu membawa
secawan rindu

untuk kau reguk
hingga mengendap di dasar hatimu

19.12.08

Puisi Eko Putra




Mawar kupu-kupu, hati penyair
: buat Nisa Amalia

Mimpi dan masa depan
tentang sayap kupu-kupu
menuju rumah cinta
yang mesti lewat di atas mawar
dan bangunan di sudut parasmu
terus menduga
; adakah sekutu yang menuntunku ?

lalu tanpa meranting
menyapa suir-suir halimun
seperti bayang-bayang
memanggil ruh dalam dekapan
inilah tubuhku
semaput menguliti percakapan

tentang nama samaran
di antara bendera beliamu
perempuan dan gaun kepadaku
kemana saja
hidup kita membaringkan
kuluman senyum
; Mengingatkan pada kuncup pagi

kadang-kadang melukis warna-warni birahi
yang gugur
sebelum melubangi kerinduan
di misteri mawar-mawar

Maka penyair tak lain
hanya kesempatan membuat
kejujuran dan mimpi masa depan
melempar sejarah kita
menerbangkan kupu-kupu
dari parasmu

Sekayu, 2008

27.4.08

RANTING RINDU




nisa

Ranting-ranting melodi melintasi
lisanku,hiasi temboktembok hati
menggema oleh keindahan lirik dan irama
utarakan cerita lama

perih yang singgah
disetiap tangga-tangga nadanya
membuat biola selalu setia
mengiringi perjalanan panjangnya

tarian dedaunan mengayun lemah
lemas,terkulai di atas gersang padang
membalut ceking dahan pepohonan
dambakan tempias sang hujan

Banjarbaru,2008

25.4.08

PANORAMA



lihatlah, cahaya imajinasiku
berdesakan berebut masuk kedalam dunia khayalku
sketsa dan alur drama yang harmonis
penuhi ruang lingkup fantasiku

ku curahkan semua dengan pena dan secarik kertas
ku ajak mereka menari berputar merangkai kata
menjadikan satu naskah dengan skenario
yang melukiskan sejuta makna

bertaburanlah dilangit membentuk pelangi
bias sinarnya menyatu dalam urat nadi
terjebak disela-sela penjara bathinku
menciptakan kekuatan dan keteguhan hati

Banjarbaru,2008

Little peri



anggun peri kecil berkejaran di jembatan pelangi
setapak demi setapak dia lalui tanpa lelah
mendaki satu demi satu berkas sinarnya
dapatkan kembali patahan sayapnya

Mataraman,2008

Mentari senja

ku memutari pinggiran pantai
memandang jauh kelaut lepas
elok sinar mentari sayu kemerahan
sampaikan salam,pamit untuk pulang

hati kecilku berbisik
indahnya senja ini,
saksikan pentas drama kehidupan
keindahan ciptaan Tuhan

Mataraman,2008

Suatu Pagi di Halaman Sekolah

Memandang mentari di pucuk cemara
Kusangkutkan anganku di warna cahayamu
Masa depan yang cemerlang
Kutulis di lembar kertas yang putih

Kumantapkan hatiku dari segala rintangan
Kulangkahkan kaki menyusuri jalan dari rumus ke rumus
Dari seluruh aksara inseklopidia pada cakrawala
Kitab-kitab semesta

Kupandangi warna pelangi yang membias di langit biru
Awan putih beterbangan melintas angan-angan
Mentari adalah harapan masa depan
Yang kusangkutkan pada warna yang memancarkan
jejak - jejak kakiku

Mataraman, 2008

LETIH




letih . . . lelah tlah membaur jadi satu
saat terfikir olehku untuk tetap berjalan,
namunku letih
ingin terus berlari namunku lelah

Aku bingung tak dapat berbuat apa-apa
sstt . . . hanya sempat tersirat tanya
apa yang harus aku lakukan ???
haruskah ku diam, haruskah ku berhenti
tetap saja tak ada yang mengerti,
kosong . . .
aku bahkan bosan menapaki kisah hidup
yang tak pernah berubah


Mataraman,2008


IMPIANKU





nisa

Angin malam hadir menyapa
merasuk bersembunyi disetiap sudut- sudut kulitku
Hatiku berbisik, dingin mendera
Gelisah menghantui langkah gontaiku

Sepi tanpa hadir bulan
Hening tanpa sinar bintang
Kusibak pekat malam
Arungi lautan impian

Aku terus melangkah
Meski fajar tak kunjung datang
Meski dingin semakin dalam menyelimuti ragaku
Hingga kutemukan seberkas cahaya sirnakan kegelisahan


Mataraman,2008